Mark Zuckerberg Luncurkan Aplikasi Baru Poke

Aplikasi Baru Poke

Tak puas meski telah memiliki layanan obrolan lewat Facebook Messenger, CEO Facebook Mark Zuckerberg tetap meluncurkan layanan pesan super-singkat bernama Poke.

Layanan ini mirip SnapChat. Kedua layanan ini memungkinkan para pengguna saling berkirim pesan berupa teks dan video, yang hanya bertahan selama 10 detik setelah dibuka sebelum terhapus. Sekarang ini menjadi jelas dampak buruk jejaring sosial, kata Evan Spiegel, 22 tahun, salah satu pendiri SnapChat. Dia merujuk pada masalah yang timbul di kemudian hari bagi sebagian orang akibat komentar atau posting berupa foto serta video yang dilakukannya.

Yang penting justru berbagi momen yang hanya sekejap, ucap Spiegel. SnapChat diluncurkan dua tahun lalu, sedangkan Poke dilepas menjelang akhir tahun lalu. Keduanya bisa diunduh di Google Play dan Apple App Store. Sempat bersaing sebagai aplikasi populer di Google Play dan Apple App Store, SnapChat berhasil mempertahankan diri sebagai aplikasi paling banyak diunduh. Facebook sempat berencana mengakuisisi Im SnapChat, yang terdiri atas lima pegawai. Namun tawaran itu ditolak.

Lantaran fiturnya yang unik, yaitu pesan segera terhapus dengan sendirinya setelah dibuka, sebagian pengguna memanfaatkan SnapChat atau Poke untuk berkirim foto atau video vulgar yang disebut sexting.

Menurut pengalaman Sean Haufler, mahasiswa ilmu sains di Yale University, pesan singkat semacam ini justru terasa lebih intim. Ini beda dengan software chatting biasa seperti Wechat atau Line. "Karena durasi waktunya sangat terbatas, orang menjadi merasa nyaman untuk saling berbagi.

Menurut data lembaga survei Nielsen, SnapChat memiliki pengguna sebanyak 3,4 juta orang hingga Desember tahun lalu. Angka ini meningkat dua kali lipat dibanding angka pada bulan sebelumnya.
Karena potensinya yang terlihat besar ini, manajemen SnapChat berhasil menggaet investor untuk menanamkan dana US$ 13,5 juta atau sekitar Rp 130 miliar dari lembaga investasi Benchmark

Comments