Pada bagian ini kita akan mempelajari perintah – perintah dasar pada sistem GNU/Linux yang sering diperlukan dalam administrasi sebuah sistem linux. Untuk menuliskan/menjalankan perintah – perintah pada linux kita dapat menggunakan linux console. Untuk menjalankan console caranya adalah klik start menu > system > konsole (terminal program), kemudian akan muncul sebuah window untuk mengetikan perintah seperti terlihat di bawah ini:
Atau cara lain untuk mengetikan perintah – perintah linux adalah dengan tanpa menggunakan xwindow, hal ini tentu saja memberikan suatu kelebihan tersendiri dibandingkan dengan menggunakan console yang membutuhkan xwindow, yaitu penghematan pada memory komputer. Cara untuk memulainya adalah dengan menekan Ctrl+Alt+F1 pada saat anda pada lingkungan xwindow, kemudian anda akan dibawa pada lingkungan tempat mengetikan perintah – perintah linux tanpa xwindow. Untuk berpindah dari console yang satu ke console lainya anda dapat menekan Alt+Fn dimana n merupakan bilangan dimulai dari angka 1 sampai 6, untuk kembali ke lingkungan xwindow lagi anda bisa menekan tombol alt+f7. Struktur umum perintah – perintah pada GNU/Linux adalah seperti berikut ini :
hhan@hhan:~$ perintah [option(s)] [argument(s)]
Dimana:
$ adalah tanda yang mengindikasikan bahwa anda bekerja sebagai user biasa. Terdapat dua simbol yaitu $ untuk user biasa dan # untuk root.pada sistem GNU/Linux terdapat dua macam jenis perintah dipandang dari privileges-nya yaitu perintah yang harus dijalankan dengan menggunakan user root (membutuhkan root privileges) dan perintah yang bisa dijalankan tanpa user root (tanpa root privileges). Perintah – perintah perintah yang membutuhkan root privileges biasanya adalah perintah – perintah untuk mengakses suatu hardware misalnya hard disk, ethernet,dll.
Perintah adalah perintah – perintah GNU/Linux yang ingin dieksekusi.
Options(s) adalah atribut – atribut perintah yang memberikan output sesuai dengan yang user inginkan.
Argument(s) adalah argument – argument yang dibutuhkan oleh perintah dalam menjalankan fungsinya.
Tanda “[“ dan “]” adalah tanda yang berarti option atau argument di dalamnya bersifat tidak harus diikut sertakan. Sedangkan jika option atau argument didalamnya harus diikut sertakan saat eksekusi perintah, tandanya adalah “dan “>”. Perlu diingat bahwa tanda “[“ dan “]” atau “” tidak dituliskan saat eksekusi perintah, tanda tersebut dibuat hanya untuk mempermudah pembaca dalam memahami penulisan perintah – perintah.
Berikut ini perintah - perintah dasar pada GNU/Linux yang sering diperlukan:
Untuk melihat direktori aktif saat ini kita dapat menggunakan perintah pwd. Penulisan perintahnya adalah seperti berikut:
hhan@hhan:~$ pwd
Dengan perintah diatas maka user akan mengetahui dimana direktori tempat dia sedang bekerja (aktif) saat ini.
Merupakan sebuah aplikasi yang digunakan untuk melakukan login dan mendapatkan akses dari komputer lain, adapun perintahnya adalah sebagai berikut :
hhan@hhan:~$ telnet
Option “destination IP” merupakan alamat IP dari komputer tujuan.
root@hhan:~# poweroff
atau
root@hhan:~# /sbin/poweroff
Perintah ini dipakai untuk mematikan sistem komputer.
hhan@hhan:~$ mkdir [OPTION] DIRECTORY(s)
Option dapat kita isi dengan :
-m untuk memberikan permission mode.
-v untuk verbose, yaitu sistem akan menuliskan proses yang sedang dilakukan.
Perintah ini digunakan untuk membuat suatu direktori. Misalnya adalah sebagai berikut:
hhan@hhan:~$ mkdir file1
Perintah ini akan menghasilkan sebuah file dengan nama file1. Sedangkan untuk membuat banyak file sekaligus perintah mkdir dapat dimodifikasi seperti berikut ini:
hhan@hhan:~$ mkdir file1 file2 file3 file4
Perintah diatas akan menghasilkan 4 file sekaligus dengan nama file1, file2, file3, dan file4.
Perintah yang dipakai untuk Menghapus suatu direktory adalah seperti berikut.
hhan@hhan:~$ rm [OPTION] FILE
Beberapa option yang ada adalah sebagai berikut :
-r, -R, --recursive adalah recursive yang berarti, perintah tersebut akan menjalankan fungsinya secara recursive.
-v, --verbose.
-f, --force yang berarti perintah akan mengabaikan jika ternyata file yang ingin di delete tidak ada.
Contoh penggunakan perintah rm seperti dibawah:
hhan@hhan:~$ rm –rvf file1
Perintah diatas akan menghapus sebuah file yang bernama nama file1 beserta semua isi didalamnya.
Perintah find digunakan untuk mencari suatu file dalam hirarki sebuah direktori. Penggunakan perintah find terlihat seperti di bawah:
hhan@hhan:~$ find ./ -name “*fileku*” -print
Maksud dari perintah tersebut adalah sebagai berikut :
Cari file pada direktori aktif (direktori saat ini sedang bekerja) dengan nama apa saja yang mengandung kata “fileku” ditengahnya, kemudian hasilnya di tampilkan pada standart output (monitor). Tanda “*” (tanpa tanda petik “) berarti karakter apa saja yang mengikutinya.
Untuk memformat sebuah floppy disk secara low level format dapat menggunakan perintah fdformat. Penggunaan perintahnya seperti berikut ini:
root@hhan:~# fdformat /dev/fd0H1440
Device – device pada linux seperti hard disk, floppy disk, flash disk, CDROM, dsb, sebelum siap untuk digunakan harus di-mount terlebih dulu. Device – device tersebut tidak akan bisa difungsikan sebagaimana fungsinya sebelum dimount terlebih dahulu. Adapun syntax dari perintahmountadalah:
root@hhan:~# mount
- device : meruoakan device yang ingin di-mount
- destination file : file tujuan tempat mount device diletakan.
Contoh penggunakan syntax tersebut seperti berikut :
root@hhan:~# mount /dev/hda5 /mnt/d
Maksud dari perintah di atas adalah sebagai berikut:
mount partisi hardisk hda5 ke direktori /mnt/d, jadi untuk melakukan operasi baca tulis pada device hda5 anda dapat melakukanya dengan mengakses direktori /mnt/d .Sebelum melakukan mount pastikan bahwa direktori /mnt/d telah disediakan.
Adapun daftar device pada linux adalah sebagai berikut:
/dev/cdrom CD-ROM
/dev/eth0 Card ethernet pertama
/dev/eth1 Card ethernet kedua
/dev/fd0 Floppy
/dev/sda1 Flash disk
/dev/hda1 partisi pertama hardisk master
/dev/hdb1 partisi pertama hardisk secondary
Sebenarnya pada linux auditor security anda tidak perlu mount terlebih dahulu untuk mengakses suatu drive jika anda login sebagai root, karena linux auditor security telah menuliskan konfigurasinya pada fstab yang akan di load saat pertama kali booting. fstab atau file system table merupakan sebuah file konfigurasi yang dipakai untuk mendeskripsikan daftar – daftar device yang akan di-mount oleh system secara otomatis pada saat pertama kali booting. File fstab terletak pada direktori etc. Berikut ini merupakan contoh isi dari file fstab pada linux auditor security :
# /etc/fstab: filesystem table.
#
# filesystem mountpoint type options dump pass
/dev/hda3 / reiserfs defaults 0 1
proc /proc proc defaults 0 0
/dev/fd0 /floppy vfat defaults,user,noauto,showexec,umask=022 0 0
usbfs /proc/bus/usb usbfs devmode=0666 0 0
sysfs /sys sysfs defaults 0 0
tmpfs /dev/shm tmpfs defaults 0 0
/dev/cdrom /cdrom iso9660 defaults,ro,users,noexec,noauto 0 0
# Added by KNOPPIX
/dev/hda1 /mnt/hda1 ntfs noauto,users,exec,ro,umask=000 0 0
# Added by KNOPPIX
/dev/hda5 /mnt/hda5 vfat noauto,users,exec,umask=000,quiet 0 0
Perlu untuk dipahami bahwa konfigurasi fstab terdiri dari 6 buah field yang tiap fieldnya dipisahkan dengan tab, masing – masing field meiliki arti seperti berikut ini :
umask digunakan untuk setting mode kepemilikan, setting ini terdiri dari 3 digit. Digit pertama digunakan untuk setting hak akses dari root, digit kedua untuk setting hak akses dari group root, kemudian digit ketiga untuk setting hak akses dari group lain.
Adapun tiap digitnya merupakan susunan dari 3 angka biner. Bit pertama untuk setting read, bit kedua write, dan bit ketiga untuk execute. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dibawah ini :
0 0 0
read write execute
Yang perlu diingat disini bahwa bit “0” berarti mode aktif, sedangkan bit “1” berarti sebaliknya. Jadi misalkan kita ingin membuat suatu mode dimana tidak ada user lain selain root yang dapat mengaksesnya, maka umask dapat dituliskan seperti berikut ini :
umask=077
Arti dari angka 077 diatas adalah :
0 = root mempunyai hak untuk melakukan read, write , execute.
7 = group untuk root tidak mempunyai hak untuk melakukan apa – apa.
7 = group lainya tidak mempunyai hak untuk melakukan apa – apa.
noauto atau auto digunakan untuk menentukan apakah device yang bersangkutan akan di-mount secara otomatis saat pertama kali booting atau tidak. Option auto bila ingin di-mount secara otomatis, dan noauto untuk sebaliknya.
Jadi misalkan diinginkan drive hda5 ingin di-mount secara otomatis saat pertama kali booting dengan hak akses hanya root yang diijinkan untuk read, write, dan execute, maka file konfigurasi pada fstab dapat dituliskan seperti berikut (gunakan tombol tab untuk memisahkan masing – masing field) :
dev/hda5 /mnt/hda5 vfat auto,umask=077 0 0
Sedangkan untuk melakukan umount syntax-nya tidak jauh berbeda dengan syntax untuk mount. Jadi untuk melakukan umount pada drive /hda5 perintahnya adalah :
root@hhan:~# umount /dev/hda5
Sedikit berbeda dengan mount, perintah umount hanya membutuhkan satu buah parameter yaitu berupa nama device yang ingin di-umount, letak dimana device tersebut di-mount tidak diperlukan saat melakukan umount.
Atau cara lain untuk mengetikan perintah – perintah linux adalah dengan tanpa menggunakan xwindow, hal ini tentu saja memberikan suatu kelebihan tersendiri dibandingkan dengan menggunakan console yang membutuhkan xwindow, yaitu penghematan pada memory komputer. Cara untuk memulainya adalah dengan menekan Ctrl+Alt+F1 pada saat anda pada lingkungan xwindow, kemudian anda akan dibawa pada lingkungan tempat mengetikan perintah – perintah linux tanpa xwindow. Untuk berpindah dari console yang satu ke console lainya anda dapat menekan Alt+Fn dimana n merupakan bilangan dimulai dari angka 1 sampai 6, untuk kembali ke lingkungan xwindow lagi anda bisa menekan tombol alt+f7. Struktur umum perintah – perintah pada GNU/Linux adalah seperti berikut ini :
hhan@hhan:~$ perintah [option(s)] [argument(s)]
Dimana:
$ adalah tanda yang mengindikasikan bahwa anda bekerja sebagai user biasa. Terdapat dua simbol yaitu $ untuk user biasa dan # untuk root.pada sistem GNU/Linux terdapat dua macam jenis perintah dipandang dari privileges-nya yaitu perintah yang harus dijalankan dengan menggunakan user root (membutuhkan root privileges) dan perintah yang bisa dijalankan tanpa user root (tanpa root privileges). Perintah – perintah perintah yang membutuhkan root privileges biasanya adalah perintah – perintah untuk mengakses suatu hardware misalnya hard disk, ethernet,dll.
Perintah adalah perintah – perintah GNU/Linux yang ingin dieksekusi.
Options(s) adalah atribut – atribut perintah yang memberikan output sesuai dengan yang user inginkan.
Argument(s) adalah argument – argument yang dibutuhkan oleh perintah dalam menjalankan fungsinya.
Tanda “[“ dan “]” adalah tanda yang berarti option atau argument di dalamnya bersifat tidak harus diikut sertakan. Sedangkan jika option atau argument didalamnya harus diikut sertakan saat eksekusi perintah, tandanya adalah “dan “>”. Perlu diingat bahwa tanda “[“ dan “]” atau “” tidak dituliskan saat eksekusi perintah, tanda tersebut dibuat hanya untuk mempermudah pembaca dalam memahami penulisan perintah – perintah.
Berikut ini perintah - perintah dasar pada GNU/Linux yang sering diperlukan:
- Melihat Direktori Aktif
Untuk melihat direktori aktif saat ini kita dapat menggunakan perintah pwd. Penulisan perintahnya adalah seperti berikut:
hhan@hhan:~$ pwd
Dengan perintah diatas maka user akan mengetahui dimana direktori tempat dia sedang bekerja (aktif) saat ini.
- Menggunakan Telnet
Merupakan sebuah aplikasi yang digunakan untuk melakukan login dan mendapatkan akses dari komputer lain, adapun perintahnya adalah sebagai berikut :
hhan@hhan:~$ telnet
Option “destination IP” merupakan alamat IP dari komputer tujuan.
- Mematikan System
root@hhan:~# poweroff
atau
root@hhan:~# /sbin/poweroff
Perintah ini dipakai untuk mematikan sistem komputer.
- Membuat Direktori
hhan@hhan:~$ mkdir [OPTION] DIRECTORY(s)
Option dapat kita isi dengan :
-m untuk memberikan permission mode.
-v untuk verbose, yaitu sistem akan menuliskan proses yang sedang dilakukan.
Perintah ini digunakan untuk membuat suatu direktori. Misalnya adalah sebagai berikut:
hhan@hhan:~$ mkdir file1
Perintah ini akan menghasilkan sebuah file dengan nama file1. Sedangkan untuk membuat banyak file sekaligus perintah mkdir dapat dimodifikasi seperti berikut ini:
hhan@hhan:~$ mkdir file1 file2 file3 file4
Perintah diatas akan menghasilkan 4 file sekaligus dengan nama file1, file2, file3, dan file4.
- Menghapus Sebuah File/Direktory
Perintah yang dipakai untuk Menghapus suatu direktory adalah seperti berikut.
hhan@hhan:~$ rm [OPTION] FILE
Beberapa option yang ada adalah sebagai berikut :
-r, -R, --recursive adalah recursive yang berarti, perintah tersebut akan menjalankan fungsinya secara recursive.
-v, --verbose.
-f, --force yang berarti perintah akan mengabaikan jika ternyata file yang ingin di delete tidak ada.
Contoh penggunakan perintah rm seperti dibawah:
hhan@hhan:~$ rm –rvf file1
Perintah diatas akan menghapus sebuah file yang bernama nama file1 beserta semua isi didalamnya.
- Menggunakan Perintah Find
Perintah find digunakan untuk mencari suatu file dalam hirarki sebuah direktori. Penggunakan perintah find terlihat seperti di bawah:
hhan@hhan:~$ find ./ -name “*fileku*” -print
Maksud dari perintah tersebut adalah sebagai berikut :
Cari file pada direktori aktif (direktori saat ini sedang bekerja) dengan nama apa saja yang mengandung kata “fileku” ditengahnya, kemudian hasilnya di tampilkan pada standart output (monitor). Tanda “*” (tanpa tanda petik “) berarti karakter apa saja yang mengikutinya.
- Memformat Floppy Disk
Untuk memformat sebuah floppy disk secara low level format dapat menggunakan perintah fdformat. Penggunaan perintahnya seperti berikut ini:
root@hhan:~# fdformat /dev/fd0H1440
- Melakukan Mount dan Umount
Device – device pada linux seperti hard disk, floppy disk, flash disk, CDROM, dsb, sebelum siap untuk digunakan harus di-mount terlebih dulu. Device – device tersebut tidak akan bisa difungsikan sebagaimana fungsinya sebelum dimount terlebih dahulu. Adapun syntax dari perintahmountadalah:
root@hhan:~# mount
- device : meruoakan device yang ingin di-mount
- destination file : file tujuan tempat mount device diletakan.
Contoh penggunakan syntax tersebut seperti berikut :
root@hhan:~# mount /dev/hda5 /mnt/d
Maksud dari perintah di atas adalah sebagai berikut:
mount partisi hardisk hda5 ke direktori /mnt/d, jadi untuk melakukan operasi baca tulis pada device hda5 anda dapat melakukanya dengan mengakses direktori /mnt/d .Sebelum melakukan mount pastikan bahwa direktori /mnt/d telah disediakan.
Adapun daftar device pada linux adalah sebagai berikut:
/dev/cdrom CD-ROM
/dev/eth0 Card ethernet pertama
/dev/eth1 Card ethernet kedua
/dev/fd0 Floppy
/dev/sda1 Flash disk
/dev/hda1 partisi pertama hardisk master
/dev/hdb1 partisi pertama hardisk secondary
Sebenarnya pada linux auditor security anda tidak perlu mount terlebih dahulu untuk mengakses suatu drive jika anda login sebagai root, karena linux auditor security telah menuliskan konfigurasinya pada fstab yang akan di load saat pertama kali booting. fstab atau file system table merupakan sebuah file konfigurasi yang dipakai untuk mendeskripsikan daftar – daftar device yang akan di-mount oleh system secara otomatis pada saat pertama kali booting. File fstab terletak pada direktori etc. Berikut ini merupakan contoh isi dari file fstab pada linux auditor security :
# /etc/fstab: filesystem table.
#
# filesystem mountpoint type options dump pass
/dev/hda3 / reiserfs defaults 0 1
proc /proc proc defaults 0 0
/dev/fd0 /floppy vfat defaults,user,noauto,showexec,umask=022 0 0
usbfs /proc/bus/usb usbfs devmode=0666 0 0
sysfs /sys sysfs defaults 0 0
tmpfs /dev/shm tmpfs defaults 0 0
/dev/cdrom /cdrom iso9660 defaults,ro,users,noexec,noauto 0 0
# Added by KNOPPIX
/dev/hda1 /mnt/hda1 ntfs noauto,users,exec,ro,umask=000 0 0
# Added by KNOPPIX
/dev/hda5 /mnt/hda5 vfat noauto,users,exec,umask=000,quiet 0 0
Perlu untuk dipahami bahwa konfigurasi fstab terdiri dari 6 buah field yang tiap fieldnya dipisahkan dengan tab, masing – masing field meiliki arti seperti berikut ini :
- Field I merupakan informasi tentang hardware fisik kita.
- Field II merupakan informasi mengenai dimana kita akan menaruh device hasil mount.
- Field III merupakan tipe dari file system dari device yang ingin di-mount. Misalkan reiserfs, ext2, ataupun ext3 untuk linux, vfat dan ntfs untuk windows.
- Field IV digunakan untuk memberikan option dari field III.
umask digunakan untuk setting mode kepemilikan, setting ini terdiri dari 3 digit. Digit pertama digunakan untuk setting hak akses dari root, digit kedua untuk setting hak akses dari group root, kemudian digit ketiga untuk setting hak akses dari group lain.
Adapun tiap digitnya merupakan susunan dari 3 angka biner. Bit pertama untuk setting read, bit kedua write, dan bit ketiga untuk execute. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dibawah ini :
0 0 0
read write execute
Yang perlu diingat disini bahwa bit “0” berarti mode aktif, sedangkan bit “1” berarti sebaliknya. Jadi misalkan kita ingin membuat suatu mode dimana tidak ada user lain selain root yang dapat mengaksesnya, maka umask dapat dituliskan seperti berikut ini :
umask=077
Arti dari angka 077 diatas adalah :
0 = root mempunyai hak untuk melakukan read, write , execute.
7 = group untuk root tidak mempunyai hak untuk melakukan apa – apa.
7 = group lainya tidak mempunyai hak untuk melakukan apa – apa.
noauto atau auto digunakan untuk menentukan apakah device yang bersangkutan akan di-mount secara otomatis saat pertama kali booting atau tidak. Option auto bila ingin di-mount secara otomatis, dan noauto untuk sebaliknya.
- field V terdiri dari angka “0” atau angka “1”. Gunakan angka “0” jika anda tidak membackup mounting, dan gunakan angka “1” jika anda melakukan backup mounting. Untuk nilai defaultnya adalah angka “0”.
- field VI terdiri dari satu digit yang merupakan salah satu angka diantara “0”,”1”, atau “2”. Gunakan angka “1” jika digunakan untuk sistem file root (/), angka “2” untuk sistem lain, dan angka “0” untuk nilai default.
Jadi misalkan diinginkan drive hda5 ingin di-mount secara otomatis saat pertama kali booting dengan hak akses hanya root yang diijinkan untuk read, write, dan execute, maka file konfigurasi pada fstab dapat dituliskan seperti berikut (gunakan tombol tab untuk memisahkan masing – masing field) :
dev/hda5 /mnt/hda5 vfat auto,umask=077 0 0
Sedangkan untuk melakukan umount syntax-nya tidak jauh berbeda dengan syntax untuk mount. Jadi untuk melakukan umount pada drive /hda5 perintahnya adalah :
root@hhan:~# umount /dev/hda5
Sedikit berbeda dengan mount, perintah umount hanya membutuhkan satu buah parameter yaitu berupa nama device yang ingin di-umount, letak dimana device tersebut di-mount tidak diperlukan saat melakukan umount.
Comments
Post a Comment